Pencak Silat
sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan
sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan
etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak
Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan
wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.
Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki
dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau
himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara
alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan
yang lebih teratur. Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau
kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat
ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan
hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan
pemassalan yang lebih luas. Program pembinaan Pencak Silat sebagai budaya
Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng-masing daerah,
jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak
820 perguruan/aliran. Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang
sistimatis untuk melestarikan warisan nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah
Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah berdasarkan pertimbangan lebih baik
Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam mengadakan pengawasan
dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.
Standarisasi
yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan
khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepada
setiap perguruan yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap
aspek yang ada dijadikan jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat
meliputi :
1. Jalur pembinaan seni
2. Jalur pembinaan olahraga
3. Jalur pembinaan bela diri
4. Jalur pembinaan kebatinan
2. Jalur pembinaan olahraga
3. Jalur pembinaan bela diri
4. Jalur pembinaan kebatinan
Keempat jalur ini diolah,
dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.
Pencak
Silat berasal dari kata Pencak dan silat. Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat
pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata Silat biasa digunakan oleh
masyarakat di wilayah Indonesia lainnya. Penggabungan kata Pencak dan Silat menjadi
kata majemuk dilakukan pertama kali pada
waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan
Silat di Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat
IPSI pada tahun 1948 di Surakarta. Sejak saat itu Pencak Silat menjadi istilah
resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang mengajarkan Pencak dan Silat asal
Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan istilah Pencak Silat. Di
dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya
Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat
Antarabangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun
demikian, karena kebiasaan, kata Pencak dan Silat masih digunakan secara
terpisah.
Pengembangan
Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis
sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di
daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah
dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan
tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus dihadapi adalah
banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah begitu
meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina
Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program
pertandingan olahraga merupakan
bagian yang penting dalam pembinaan Pencak
Silat pada umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di
negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman
Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.
Dengan keadaan yang seperti ini apakah kita akan meninggalkan salah satu budaya kita yaitu pencak silat dengan kita membiarkannya dipelajari oleh bangsa lain sementara kita bersantai-santai dan lebih memilih permainan yang sifatnya mendunia, apakah kita tidak berpikir bagaimana seandainya pada tahun yang akan datang pencak silat diklaim oleh negara lain. Marilah kita fikirkan hal itu semua jangan sampai kita terlena oleh budaya barat sementara budaya asli kita sendiri,kita tinggalkan begitu saja. Mari sebagai generasi muda kita berpikir bersama-sama demi kelangsungan budaya kita dan anak-anak cucu kita dapat melihat salah satu aset berharga bangsa indonesia..
Sumber
:www.silatindonesia.com